Rasanya diri ini selalu bersalah jika mengingatnya, sosok Abah Masruri bin Abdul Mughni. Ketika dulu sepulang sekolah, melihat beliau berjalan bersama para tamunya, mengenalkan pesantren kebanggaannya, dengan selalu menebarkan senyum pada siapapun yang ditemuinya. Bahkan saat menegur aku dan teman-teman yang sudah tak betul memakai baju saat pulang sekolah, beliau juga dengan lembut dan senyum. Mengingat pesan-pesan beliau, saat ngaji,…