Penting itu "Ketua"
Kemajuan sebuah instansi perusahaan, yayasan ataupun sebuah organisasi itu tentunya bergantung pada seorang pemimpin yang berada di bagian structural paling atas. Ibarat bangunan mungkin ketua itu bagai pondasinya yang akan bisa membangun tembok-tembok anggotanya agar kukuh berdiri tegak, hingga bisa menciptakan bangunan yang sempurna dan enak dipandang. Begitupun organisasi yang dibangun oleh ketua yang bagus dengan dengan bisa merangkul, menggerakkan anggotanya dengan kekuatan ukhwah atau togetherness, maka akan menghasilkan sebuah organisasi yang sukses dengan segala visi dan misinya.
Namun menurut pandanganku yang sering menjadi permasalahan saat ini adalah kurang mampunya seorang pemimpin/ ketua dalam merangkul anggotanya, hingga sebuah organisasi kadang gagal hanya karena hal itu. Fatal memang. Lalu bagaimana jika pada sebuah instansi kok ada banyak ketua? Wah mungin itu bukan ketua namanya, biasanya ada yang dipimpin oleh dewan, majelis atau sebangsanya. Tapi tentunya ada ketua dari majelis itu sendiri. Kalau gak ada? Ya sudah ucapkanlah selamat tinggal saja pada persatuan. Lha masak iya sebuah bus mau di sopir dua orang atau bahkan lebih, nanti kalo supir satu pengen belok kanan, supir dua pengen belok kiri, supir tiga pengennya lurus saja gimana? Haha.. Ya hancurlah sudah.
Mau gak mau yang namanya sebuah perkumpulan, entah itu komunitas, paguyuban, organisasi, instansi apapun tetep mesti ada seorang pemimpin, yang harus bisa memberi keputusan teratas. Yang musti bisa bertanggung jawab atas segala yang terjadi pada organisasinya.
Sebaik apapun personil yang ada, jika tidak ada arahan dari seorang ketua maka tak akan terkendali dan termanfaatkan dengan baik. Karena itu ketua adalah seorang masinis dari banyak gerbong yang seharusnya bisa dia kendalikan lurus mengikuti jalannya.