Diary, Trevel Writing

Going to Pare

Hari ini aku jadi berangkat ke Pare, kota yang dikenal dengan sebutan kampung Inggris. Banyaknya tempat kursus bahasa asing, khususnya bahasa Inggris membuatnya terkenal dengan nama itu. Pada asalnya Pare adalah sebuah kecamatan yang berada di kota Kediri.

Perantauan ini telah kucita-citakan sejak lama. Bermaksud mendalami bahasa asing, aku mengambil kursus bahasa Arab satu bulan di Islamic Training Centre (ITC) Pare. Meski Pare terkenal dengan kursusan bahasa Inggrisnya , tapi banyak juga tempat kursus bahasa asing selain bahasa Inggris yang bisa dibilang bagus, misalnya saja bahasa arab, mandarin, Germany, French, ataupun tempat kursus komputer.

Sehari yang lalu aku berangkat sendiri dari jalan Jogja-Magelang km.23 (samping rumah), tepat pukul 06.45 aku naik bus EKA CEPAT jurusan Surabaya. Dengan ongkos Rp. 68.000. aku bisa turun di terminal Jombang plus dapat tiket makan siang di RM. PO EKA di Ngawi. Pukul 13.00 bus transit di Ngawi untuk makan siang. Sekitar 15 menit transit, aku lajut perjalanan.  Tiba di Kertosono pukul 15.15 aku turun, menjama’ sholat zduhur ashar tepat di mushola pinggir jalan berhentinya bus. Usai sholat aku tanya-tanya orang sekitar, untuk jurusan bus yang ke pare lewatnya sebelah mana, sayang ternyata taka ada bus jurusan Pare yang lewat sini, aku salah turun. Seharusnya aku turun di terminal Jombang yang sudah sesuai bus EKA tadi. Akhirnya mau tak mau aku harus naik bus lagi, masih yang jurusan Surabaya. Dengan biaya tambahan Rp. 3000 untuk sampai keterminal Jombang, dan sedikit molor waktu, ku anggap ini sebagai pengalaman yang sulit didapat.

Jam 16.30 bus masuk terminal Jombang, menunggu bus menuju Pare cukup lama, hingga setengah jam lebih belum kulihat satu bus pun yang masuk jalur Pare di terminal itu. Belkangan ku tau, bus jurusan Pare dari terminal itu tak mesti jamnya alias tak bisa dipastikan jadwalnya. Kalau memang beruntung bisa setengah jam dapat, namun jika sedang tak beruntung 2 jam pun bisa taka da bus lewat.

Kuputuskan untuk naik ojek, sesaat sebelumnya dua kali aku dapat tawaran Rp. 40.000 sampai tujuan(Pare), namun kini aku dapat tawaran hanya Rp. 30.000. Berhubung aku tak mau kemaleman sampai di Pare, kuterima tawaran itu. Kurang lebih satu jam perjalanan, aku tiba di masjid ITC tepat saat jama’ah sholat mahgrib. Setelah mengikuti jama’ah shalat maghrib, aku langsung daftar di kantor ITC yang berada tepat di samping masjid. Aku ambil paket regular 2, Rp. 300.000 satu bulan kursus bahasa arab,dengan 3 kali pertemuan dala sehari plus asrama.

Mulai naik bus jam 06.45 dan tiba di tempat tujuan jam 18.00, sebelas jam perjalanan. Cukup melelahkan dan membosankan, namun kuanggap inilah perjuangan mencari ilmu.

Dengan asrama yang persis dengan di pondok (al hikmah 2), tak terlalu sulit bagiku untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Disini kami dituntut untuk selalu sholat berjamaah di masjid. Berhubung kursus dimulai setiap tanggal 10 setiap bulannya, aku sengaja berangkat tiga hari sebelumnya untuk melihat-lihat lingkungan dulu.

Tagged , , , ,

Leave a Reply

2 thoughts on “Going to Pare

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *