Diary

Selamat Tinggal Abah

Walau pun sebenernya udah telat banget aku posting ne tulisan, tapi aku masih pegang prinsip ‘beter late then never’.

Abah Masruri
Benda, 23 November 2011.
Pagi itu udah terasa tak seperti biasa, para santri putra jama’ah shalat subuh di masjid annur bersama Abah Sholah, seusai sholat masih diteruskan membaca shalawat thibilqulub seperti beberapa hari sebelumnya untuk mendo’akan Abah Masruri. Namun tiba-tiba Abah Sholah memotong pembacaan sholawat tersebut, “sudah-sudah sekarang semuanya ganti baca al-qur’an” dengan mimik wajah yang terlihat begitu sedih beliau berkata seperti itu. Dalam perkataan itu sebenarnya baliau bermakdsud karena abah sudah meninggal, tapi belum ada santri yang paham akan maksud Abah Sholah.
Beberapa menit kemudian Abah Sholah kembali membaritahukan kepada para santri “anak-anak ntar kita tahlil bersama ya,,,untuk mendo’akan Abah”, dan pada saat itu masih belum ada santripun yang paham akan makna tersirat di balik perkataan beliau.
Setelah beberapa saat seluruh santri masih terus membaca alquran, tiba-tiba mas Rizal sambil nangis mengumumkan “dimohon untuk semua santri, ntar mengikuti shalat ghaib untuk Abah Yai”. “Aaa…Abah…Abah Yai” kebanyakan dari santri putri yang menjerit, seketika itu para santri paham dan suara isak tangis hampir seluruh santri putra-putripun memenuhi masjid Annur.
Selamat tinggal Abah, takkan ada lagi masa-masa indah saat diajar engkau, engkaulah sosok teladan yang takkan pernah terlupakan oleh kami para santri. Semoga semua yang telah engkau ajarkan bisa kami amalkan.

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *